SELECTED
RESPONSE ASSESMENT AND
ESSAY
ASSESMENT
MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur
Mata Kuliah: Assesment Alternatif IPA
Dosen : Ipin Aripin. M.Pd
Disusun
Oleh :
Fitriyana
Khusnul
Khotimah
Noviana
Kelompok
1/ Biologi / IV
FAKULTAS
TARBIYAH JURUSAN IPA-BIOLOGI
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
C I R E B O N
2012
KATA
PENGANTAR
Puji beserta
syukur penyusun panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah tentang Selected Response ASsesment and Essay
Assesment ini dapat terwujud sesuai dengan yang direncanakan.
Penyusun percaya
bahwa makalah ini tidak mungkin terwujud tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh
sebab itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya khususnya kepada dosen
pengampu mata kuliah Assesment Alternatif IPA, serta semua pihak yang telah
membantu baik yang berupa materi ataupun nonmateri. Sehingga terwujudnya tugas
makalah ini.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan, oleh sebab itu penyusun mengharapkan saran dan kritik dari
siapapun, dan akan diterima dengan senang hati.
Akhir kata
penyusun berharap bahwa dengan disusunnya makalah ini dapat bermanfa’at baik bagi
penyusun ataupun bagi pembacanya.
Cirebon
, Maret 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTRA ISI................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN........................................................................... 1
1.1
Latar Belakang............................................................................... 1
1.2
Rumusan Masalah.......................................................................... 2
1.3
Tujuan ........................................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN............................................................................ 3
2.1
Pengertian dari selected respon
assessment................................... 3
2.2
Macam-macam selected respon assessment................................... 3
2.3
Kelebihan dan kekurangan selected
respon assessment................ 7
2.4
Alternative pemecahan masalah soal tipe
pilihan........................... 8
2.5
Pengertian dari essay assessment................................................... 12
2.6
Kelebihan dan kekurangan tes essay............................................. 13
2.7
Jenis-jenis tes essay ....................................................................... 15
2.8
Jenis-jenis pertanyaan dalam tes
essay........................................... 15
2.9
Mengontruksi pertanyaan essay..................................................... 17
BAB III. PENUTUP.................................................................................... 19
3.1 Kesimpulan..................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Selected Respon Assessment
Asemen tes
tipe pilihan (obyektif) adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
secara obyektif, dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dari tes
bentuk esay, dan dalam penggunaannya jumlah soal yang diajukan jauh lebih
banyak daripada tes essay, kadang- kadang untuk tes yang berlangsung selama 60
menit dapat diberikan 30-40 buah soal (Ari Kunto 1996:165). Dalam Net Investigation Home Page (2002) di
kemukakan bahwa soal tipe pilihan adalah suatu tes pertanyaan obyektif yang
terdiri atas suatu pertanyaan yang merupakan pertanyaan maupun pertanyaan yang
tidak lengkap. Jawaban kunci merupakan suatu jawaban yang sudah di sediakan
untuk dipilih haya ada satu jawaban yang benar
dan biasanya sudah di sediakan lembar jawaban khusus.
2.2 Macam – Macam
Selected Respon Assessment
Macam-macam Selected Response Assessment menurut
Stiggin (1994), Arikunto (1996), Brown (2002) dan Wijaya (1992) termasuk ke
dalamnya pilihan ganda (multiple-choice items), benar-salah (true-false items),
menjodohkan atau mencocokkan (matching exercises), dan isian singkat (short
answer fill-in items). Respon terpilih dapat digunakan untuk menilai aspek
pengetahuan, pemikiran, dan afektif.
a.
Pilihan
Ganda (multiple-choice items)
Tes pilihan ganda
merupakan jenis tes obyektif yang paling banyak digunakan oleh para guru. Tes
ini dapat mengukur pengetahuan yang luas dengan tingkat domain yang bervariasi.
Menurut Arikunto (2005: 164), tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya
dapat dilakukan secara objektif.
Pilihan ganda terdiri
atas suatu keterangan atau pemberitahuan tentang suatu pengertian yang belum
lengkap. Untuk melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan
jawaban yang telah disediakan. Pilihan ganda terdiri atas bagian keterangan dan
bagian kemungkianan jawaban atau alternative. Kemungkinan jawaban terdiri atas
satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.
Pilihan
ganda terdiri dari stem dan nomor respon yang mungkin. Stem mungkin kalimat
yang tidak lengkap atau pertanyaan. Jika stem merupakan kalimat yang tidak
lengkap, tugas siswa adalah melengkapi dengan pertanyaan yang tepat. Jika item
merupakan pertanyaan, kita harus memberikan alternative jawaban yang mungkin siswa
disuruh memilih alternative yang benar atau paling tepat. Alternative jawaban
terdiri dari jawaban yang benar dan beberapa pengecoh.
Tes
pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur batasan atau devinisi pengetahuan
yang sudah jelas, sedangkan untuk batasan pengetahuan yang masih kurang jelas
para guru dianjurkan untuk menggunakan item tes menjodohkan.
Hal-hal yang perlu diperhatiakn dalam
tes pilihan berganda adalah:
-
Instruksi pengerjaanya harus
jelas, bila perlu diberi contohnya.
-
Hanya ada satu jawaban yan
benar, tidak mengenal tingkatan kebenaran.
-
Kalimat pada tiap butir soal
hendaknya sesingkat mungkin.
-
Kalimat pokok dalam setiap soal
hendaknya tidak bergantung pada butir-butir soal lain.
-
Hindari kalimat panjang dan
kompleks dengan kata-kata yang mempunyai arti agnda.
-
Dari segi bahasa, butir soal
jangan terlalu sukar dan hanya mengandung satu ide.
Contoh pilihan ganda:
1.
Elemen manakah yang menjadikan karakteristik dalam
statiska inferensial?
a.
Mean
b.
Median
c.
Mode
d. Hipotesis
·
Benar-Salah
(true-false items)
Dalam Arikunto (2005:
165), soal-soalnya berupa pernyataan-pernyataan (statement). Orang yang ditanya
bertugas untuk menandai masing-masing pernyataann dengan meligkari huruf B jika
pernyataan itu betul menurut pendapatnya dan melingkari jawaban S jika salah.
Benar salah adalah kalimat declarative, siswa menilai pernyataan yang disajikan
benar atau salah. Terdapat beberapa argument mengenai benar atau salah.
Pertama, true false hanya dapat mengukur pengetahuan saja. Kedua, true
false bersifat ambigu, seringkali keambiguan ini dirasakan oleh siswa yang
tidak mempunyai pengetahuan yang dibutuhkan untuk menjawab item. Argumen yang
ketiga pendidik yakin bahwa siswa dapat memperoleh skor tinggi dengan menebak,
karena hanya dua pilihan maka siswa mempunyai kesempatan 50% untuk mendapatkan
jawaban yang benar atau salah
dengan menebak.
Bentuk benar salah ada dua macam (dilihat dari
segi mengerjakan atau menjawab soal)
a.
Dengan pembetulan yaitu siswa diminta membetulkan bila
ia memilih jawaban yang salah.
b.
Tanpa pembetulan yaitu siswa hanya diminta untuk
melingkari huruf B atau S tanpa memberikan jawaban yang betul.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan tes adalah sebagai
berikut:
-
Tulislah huruf B-S pada
permulaan masing-masingitem dengan maksud untuk mempermudah mengerjakan dan
menilai.
-
Hindari item yang masih
diperdebatkan.
-
Usahalkan butir soal yang harus
dijawab benar itu sama dengan butir yang harus dijawab salah.
Contoh :
B – S : semua langkah dalam
proses penelitian eksperimen perlu.
c.
Menjodohkan
atau mencocokkan (matching exercises)
Dalam Arikunto (2005:
172), Matching test dapat diganti dengan istilah mempertandingkan, mencocokkan,
memasangkan atau menjodohkan. Dapat terdiri dari satu seri pertanyaan dan satu
seri jawaban. Masing-masing pertanyaan mempunyai jawabannya yang tercantum
dalam seri jawaban. Menjodohkan terdiri dari dua parallel daftar yang satu
berisi stimulus atau stem yang lain berisi respon yang paling memungkinkan .
tugas siswa adalah mencocokan bentuk dari dua daftar hal ini adalah menyeleksi
respon yang paling cocok untuk setiap stimulus. Stimulus dapat menggunakan
pertanyaan verbal.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun tes ini yaitu:
-
Seri pertanyaan-pertanyaan
dalam Matching test hendaknya tidak
perlu banyak. Jika itemnya cukup banyak lebih baik dijadikan dua seri.
-
Jumlah jawaban yang harus dipilih
harus lebih banyak daripada jumlah soalnya.
-
Antara item-item ynag bergabung
dengan seri harus merupakan pengertian-pengertian yang homogen.
c.
Isian
singkat (short answer fill-in items)
Tes bentuk isian dapat
digunakan dalam bentuk paragraf-paragraf yang merupakan rangkaian cerita atau
karangan atau berupa satu pernyataan. Beberapa bagian kalimatnya yang merupakan
kata-kata penting telah dikosongkan terlebih dahulu. Tugas peserta tes adalah
mengisi bagian-bagian yang kosong dengan jawaban yang sesuai . Isian singkat
memberiakan beberapa tipe item yang akan direspon siswa dengan kata prhase,
kalimat, symbol atau nomer. Isian singkatkapi item yang sering
digunakan adalah melengkapi item dengan
kalimat atau beberapa kata yang hilang.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
dalam menyusun tes bentuk isian sebagai berikut:
-
Diusahakan sumua tempat kosong
hendaknya sama panjangnya.
-
Diusahakan setiap pernyataan
jangan mempunyai lebih dari satu tempat kosong dan jangan memulai dengan tempat
kosong.
2.3 Kelebihan Dan
Kekurangan Selected Respon Assesment
·
Kelebihan
dan kekurangan Pilihan ganda (multiple-choice items)
Kelebihan tes objektif
atau pilihan ganda
1. Mengandung lebih banyak segi-segi yang
positif, misalnya lebih representative mewakili isi dan luas bahan
2. Lebih mudah dan cepat cara memeriksanya
3. Pemeriksaan dapat diserahkan orang lain
4. Dalam pemeriksaan tidak ada unsure
subjektif
5. Tes pilihan ganda memiliki
karakteristis yang baik untuk suatu alat pengukur hasil belajar siswa. Karena
lebih fleksibel dan efektif .
6. Tepat untuk mengukur penguasaan
informasi para siswa yang hendak dievaluasi.
7. Pilihan ganda dapat mengukur kemampuan
intelektual atau kognitif, afektif dan psikomotor siswa.
Kelemahan
tes objektif:
1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit
daripada tes essay
2. Soal-soalnya cendreung mengungkapkan ingatan
dan daya pengenalan kembali.
3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4. Kerjasama antar siswa pada waktu
mengerjakan soal tes lebih terbuka
5. Tes pilihan ganda kurang dapat mengukur
kecakapan siswa dalam mengorganisasi materi hasil pembelajaran.
·
Kelebihan
dan kekurangan tes benar-salah:
Kelebihan tes benar salah
Kelebihan tes benar salah
1. Dapat mencakup bahan yang luas dan
tidak banyak memakan tempat karena biasanya pertanyaaannya singkat
2. Mudah menyusunnya
3. Dapat digunakan berkali-kali
4. Dapat dilihat secara cepat dan objektif
5. Petunjuk cara mengerjakan mudah dimengerti
6. Mudah dan cepat dalam menilai.
Kelemahan tes benar salah:
Kelemahan tes benar salah:
1.
Sering
membingungkan
2.
Mudah
ditebak/didugabanyak masalah yang tidak dapat dinyatakan hanya dua kemungkinan benar atau salah
3.
Hanya
dapat mengungkap daya ingat dan pengenalan kembali
4.
Penggunaan
pertanyaan alternative lebih memungkinkan peserta didik mengira-ngira
jawabannya.
5.
Tes benar
dan salah kurang membedakan antara siswa yang pandai dan kurang pandai.
2.4 Alternatif
Pemecahan Masalah Soal Tipe Pilihan
Langkah-langkah Konkrit dalam Menghasilkan Soal Pilihan yang
Berkualitas Tinggi
1.
Penyusunan dan Pengembangan Tes
Penyusunan tes dibagi kedalam tiga langkah, yaitu:
a.
Menyusun rencana tes yang
menjadi kerangka pencapaian yang diharapkan
Dasar-dasar dari perencananaan
tersebut antara lain: merancang tabel untuk spesifikasi uji atau menyiapkan
suatu daftar tujuan instruksional. Penggunaan dari tabel atau daftar tujuan
tersebut memungkinkan kita menghubungkan uji tersebut secara langsung terhadap
tujuan.
Salah satu contoh table spesifikasi
yang dikemukakan oleh Stiggins dengan materi uji perang Sipil adalah sebagai
berikut:
Kategori
isi
|
Jumlah
Soal
|
|||
Ingatan
|
Perbandingan
|
Kesimpulan
|
Total
|
|
Penyebab
|
2
|
2
|
1
|
5
|
Perang-pernag utama
|
6
|
2
|
2
|
10
|
Dampak
|
7
|
4
|
4
|
15
|
Total
|
15
|
8
|
7
|
30
|
b.
Memilih unsur-unsur yang akan
diuji (proposisi)
Langkah ini dilakukan penguji untuk
mengulang materi yang akan diuji, dalam mencari pembelajaran penting yang akan
diuji.
c.
Pembuatan item tes dari
proposisi
Dalam langkah ini proposisi ditransformasi kedalam item/soal. Hal
ini tidak memerlukan proses yang rumit, soal harus dituliskan secara jelas dan
sesederhana mungkin, hialngkan petunjuk-petunjuk yang mengarahkan pada jawaban,
cari jawaban yang benar dan jelas pada saat memungkinkan dan layak, dan ikuti
petunjuk format spesifik yang sederhana untuk membentuk soal. Petunjuk secara
umum bisa dilihat dibawah ini:
·
Petunjuk umum untuk seluruh
format
-
Soal ditulis secara jelas dan
terfokus
-
Ajukan pertanyaan
-
Hilangkan petunjuk-petunjuk
yang tidak berhubungan
-
Tinjau kembali soal oleh mitra
-
Kunci jawaban dicek ulang
·
Petunjuk untuk soal pilihan
berganda
-
Pertanyaan soal diajukan dalam
bentuk pertanyaan langsung
-
Hilangkan pengulangan pilihan
jawaban
-
Sediakan satu jawaban yang
paling benar
-
Pilih jawaban ringkas dan
parallel
·
Petunjuk untuk soal benar-salah
-
Tampilkan pertanyaan benar atau
salah secara menyeluruh
·
Petunjuk soal menjodohkan
-
Berikan petunjuk yang jelas
-
Daftar soal yang dijodohkan
harus ringkas
-
Daftar soal terdiri atas
hal-hal yang homogeny
-
Pilihan jawaban ringkas dan
parallel
-
Diberikan pilihan jawaban
tambahan
·
Petunjuk untuk soal jawaban
pendek
-
Ajukan pertanyaan langsung
-
Titik-titik diperlukan untuk
dijawab
-
Panjang titik-titik bukan
merupakan suatu petunjuk
Kualitas suatu perangkat tes sangat ditentuksn oleh kualitas butiran
soal-soalnya. Dan untuk mengetahui kualitas suatu tes diperlukan secara
kualitatif dan kuantitatif, yang berarti secar kualitatif antara lain untuk
menguji apakah suatu soal diperkirakan akan berfungsi dengan baik atau tidak,
mengetahui kehomogenan suatu soal dan sebagainya. Sedangkan analisis secara
kualitatif bertujuan untuk menilai butiran soal secara teoritis yang dikaji
dari sudut pandang isi atau materi tes, bahasa dan konstruksi soal.
Tahapan-tahapan dalam pengembangan soal atau tes, sebagai langakah
pembakuan tes dan butiran soal, yaitu:
-
Penyusunan kisi-kisi
-
Penulisan soal
-
Telaah (review) dan perbaikan
-
Ujicoba tes
-
Analisis butir soal
-
Seleksi soal
-
Komputerisasi soal
2.
Analisis Butir Soal
Analisis butir soal dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a.
Dengan menggunakan bantuan
computer
b.
Secara manual
Walaupun demikian kedua caratersebut berdasarkan pada
rumusan-rumusan yang sama dan lazim digunakan untuk pengelolahan data analisis
butir soal. Rumus-rumus yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
a.
Analisis Tingkat Kesukaran
Suatu tes dianggap baik apabila memenuhi fungsinya,
artinya tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah (Sugeng Paranto, 1996:16).
Tes yang baik memuat kira-kira 25% soal mudah, 50% soal sedang, dan 25% soal
sukar (Karno To,1996:8).
b.
Analisis Daya Pembeda
Daya pembeda disebut juga kemampuan diskriminasi. Kemampuan
diskriminasi suatu soal adalah kemampuan soal tersebut untuk membedakan anatar
siswa-siswa yang kuarang pintar. Suatu tes dikatakan baik apabila mampu
membedakan mana siswa yang pintar dan yang kurang pintar (Sugeng,1981:7).
c.
Analisis distraktor atau
pengecoh
Sebuah pengecoh dapat dikatakan berfungsi apabila
distraktor tersebut mempunyai daya tarik yang besar bagi pengikut tes yang
kurang memahami konsep atau kurang menguasai materi (Arikunto, 1997:225).
d.
Validitas
Menurut Arikunto (1997:57) sebuah tes dikatakan valid
apabila tes tersebut dapat menunjukan apa yang hendak diukur. Jadi tes yang
valid yaitu tes yang benar-benar mengukur hasil belajar, karena tingkat
validitas tes menuntukan baik tidaknya tes.
e.
Reliabilitas
Reliabilitas
adalah ketepatan penilaian (Surakhmad 1985:83).
Artinya tes itu akan menghasilkan angka yang tetap atau hamper tetap
apabila tes itu dibrikan kepada siswa yang sama dalam bebrapa waktu yang
berbeda-beda.
2.5 Pengertian Essay
Secara
ontologis tes essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya
terdiri atas item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan
dan menuntut jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan
kemampuan berpikir siswa (Sukardi, 2008). Menurut Suherman (1993) tes essay
adalah tes yang menuntut siswa untuk dapat menyusun dan memadukan
gagasan-gagasan tentang hal-hal yang telah dipelajarinya, dengan cara
mengekspresikan atau mengemukakan gagasan tersebut secara tertulis dengan
kata-kata sendiri.
Menurut
Oemar Hamalik (2001) tes essay adalah salah satu bentuk tes yang terdiri dari
satu atau beberapa pertanyaan essay, yakni pertanyaan yang menuntut jawaban
tertentu oleh siswa secara individu berdasarkan pendapatnya sendiri. Setiap
siswa memiliki kesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan
jawaban siswa lainnya. Tes essay juga dapat disebut sebagai tes dengan
menggunakan pertanyaan terbuka, dimana dalam tes tersebut siswa diharuskan
menjawab sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.
Menurut
Suherman, E (1993) tes essay juga sering disebut sebagai tes uraian karena
untuk menjawab soal siswa dituntut untuk menyusun jawaban secara terurai.
Jawaban tidak cukup hanya dengan satu atau dua kata saja, tetapi memerlukan
uraian yang lengkap dan jelas. Selain harus menguasai materi tes, siswa
dituntut untuk bisa mengungkapkannya dalam bahasa tulisan dengan baik.
Tes essay yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas, yaitu tidak hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan juga menuntut kemampuan siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisis masalah, dan mengekspresikan pendapat.
Tes essay yang biasa dipakai di sekolah mempunyai arti yang luas, yaitu tidak hanya mengukur kemampuan siswa dalam menyajikan pendapat pribadi, melainkan juga menuntut kemampuan siswa dalam hal menyelesaikan hitungan, menganalisis masalah, dan mengekspresikan pendapat.
2.6 Kelebihan
dan Kelemahan Tes Essay
Dalam pembelajaran di kelas, tes essay masih banyak digunakan oleh para
guru, karena tes essay memiliki beberapa kelebihan. Menurut Sukardi, H.M (2009)
tes essay dapat digunakan untuk menilai hal-hal berkaitan erat dengan beberapa
butir berikut.
·
Kelebihan Tes Essay
a.
Mengukur proses mental para siswa
dalam menuangkan ide ke dalam jawaban item secara tepat.
b.
Mengukur kemampuan siswa dalam
menjawab melalui kata dan bahasa mereka sendiri.
c.
Mendorong siswa untuk mempelajari,
menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif.
d.
Mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat mereka sendiri.
e.
Mengetahui seberapa jauh siswa telah
memahami dan mendalami suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan
di dalam kelas.
Gronlund, N.E (1982) menyatakan bahwa karakteristik
yang paling menonjol dari tes essay adalah kebebasan respon yang diberikan oleh
para siswa. Karakteristik ini menjadi sebuah kelebihan dari tes essay.
Pertanyaan dalam tes essay ini mengharuskan siswa untuk memproduksi jawaban
mereka sendiri. Mereka relatif bebas untuk memutuskan bagaimana mendekati
masalah, informasi faktual apa yang digunakan, bagaimana mengatur jawaban, dan
apa penekanan yang diberikan pada setiap aspek jawabannya. Dengan demikian, tes
essay dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memproduksi, mengintegrasikan,
dan mengekspresikan ide-ide. Menurut Azhar, L.M (1991) salah satu kelebihan
atau keuntungan tes essay yang lain adalah mencegah siswa menjawab secara
menebak serta relatif lebih mudah dan lebih cepat dibuat dibandingkan dengan
tes objektif.
Di samping beberapa kelebihan seperti yang telah
diuraikan di atas, ternyata tes essay juga memiliki beberapa kelemahan yang
perlu diperhatikan oleh seorang guru. Menurut Suherman, E (1993) kelemahan tes
essay di antaranya sebagai berikut.
· Kelemahan Tes Essay
a.
Ruang lingkup yang disajikan dalam
bentuk tes essay kurang menyeluruh. Hal ini disebabkan waktu yang diperlukan
untuk menyelesaikan setiap butir soal cukup banyak, sehingga jumlah butir soal
yang disajikan sedikit. Pada tes essay ini, jika siswa kebetulan mempelajari
materi yang secara kebetulan sesuai dengan butir soal yang disajikan, ia dapat
dengan mudah menyelesaikannya. Sebaliknya jika siswa tidak mempelajari dengan
baik materi yang tersaji dalam soal itu biasanya mendapat hasil yang kurang
baik.
b.
Sesuai dengan namanya, soal tipe
subjektif ini dalam pemeriksaan dan pemberian nilai akhir seringkali
dipengaruhi faktor subjektivitas dari pemeriksa atau pemberi nilai, sehingga
nilai akhir yang diterima siswa ada kemungkinan bias, kurang mencerminkan
kemampuan sebenarnya. Faktor subjektivitas itu sebagai akibat pengaruh kondisi
pemeriksa, siswa dan lingkungan.
c.
Pemeriksaan jawaban pada tes essay
ini tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, tetapi harus diperiksa oleh
orang yang benar-benar ahli dalam bidangnya. Bila pemeriksa kurang mengetahui
pokok persoalan yang diujikan, akan mengakibatkan hasil pemeriksaan yang dapat
merugikan siswa. Demikian pula jika pemeriksa kurang memiliki pengetahuan luas
mengenai cara penyelesaian suatu soal, mungkin langkah-langkah penyelesaian
suatu soal tidak sama dengan kunci jawaban akan dianggap salah, padahal
pekerjaan itu benar.
d.
Memeriksa jawaban tes essay cukup
rumit sehingga memerlukan waktu yang cukup banyak. Pola jawaban siswa untuk
soal bentuk ini bisa beraneka ragam, karena siswa diberi kebebasan untuk
mengeluarkan pendapatnya sendiri. Pengetahuan yang telah diperoleh dan
dikuasainya akan diutarakan sesuai dengan relevansi pada jawaban persoalan yang
ditanyakan. Tiap siswa tentu akan memberikan uraian yang berlainan dan bermacam-macam,
apalagi jika persoalannya divergen. Meskipun demikian dalam matematika
keanekaragaman ini tidak akan jauh berbeda karena sifatnya eksak, lain halnya
dengan ilmu-ilmu sosial lainnya. Karena keanekaragaman itu, baik cara
penyelesaian maupun alur pikiran yang terdapat di dalamnya, maka pemeriksaaan
akan memerlukan banyak waktu dan melelahkan.
2.7 Jenis-Jenis Tes Essay
Menurut
Suherman, E (1993), ditinjau dari cara menyajikan soal, tes essay dapat
dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Tes essay (uraian) berstruktur
Tes
essay bentuk ini disajikan secara terinci menjadi sub-sub masalah yang sifatnya
saling menunjang. Soal, biasanya disusun dari hal yang elementer menuju pada
hal yang sifatnya lebih kompleks.
2.
Tes essay (uraian) bebas
Tes essay bentuk ini disajikan secara global, tidak
terinci. Dalam menjawabnya siswa diperbolehkan mengerjakan bagian jawaban soal
itu secara bebas, asal masalah yang ditanyakan dapat dijawab secara benar. Soal
yang hanya terdiri dari satu masalah bisa tergolong pada Tes essay bentuk bebas.
2.8 Jenis-jenis Pertanyaan dalam Tes
Essay
Kebebasan
respon yang dihasilkan dari pertanyaan essay adalah bervariasi. Siswa mungkin diminta untuk memberikan respon
yang singkat dan tepat, atau mereka mungkin diberikan kebebasan yang lebih luas
dalam menentukan bentuk dan ruang lingkup jawaban mereka. Terkait dengan
kebebasan respon di atas, menurut Gronlund, N.E (1982) pertanyaan essay dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu
1.
Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban
terbatas (restricted-response questions)
Pertanyaan dengan jawaban terbatas memiliki kedudukan yang terbatas pada jawaban yang diberikan. Batas-batas subjek yang harus dipertimbangkan biasanya didefinisikan secara sempit dalam masalah dan jawabannya spesifik yang ditunjukkan dengan kata-kata seperti “daftarkan”, “definisikan”, dan “berikan alasan”. Dalam beberapa kasus, lebih lanjut jawaban dibatasi dengan menggunakan kata pengantar atau dengan menggunakan arah khusus:
Pertanyaan dengan jawaban terbatas memiliki kedudukan yang terbatas pada jawaban yang diberikan. Batas-batas subjek yang harus dipertimbangkan biasanya didefinisikan secara sempit dalam masalah dan jawabannya spesifik yang ditunjukkan dengan kata-kata seperti “daftarkan”, “definisikan”, dan “berikan alasan”. Dalam beberapa kasus, lebih lanjut jawaban dibatasi dengan menggunakan kata pengantar atau dengan menggunakan arah khusus:
Contoh:
Menjelaskan manfaat relatif dari item tes objektif dan pertanyaan essay untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat pemahaman. Batasi jawaban Anda pada satu halaman.
Menjelaskan manfaat relatif dari item tes objektif dan pertanyaan essay untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat pemahaman. Batasi jawaban Anda pada satu halaman.
Di sisi lain, pertanyaan essay memberikan kesempatan
bagi siswa untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam mengatur, mengintegrasikan,
dan mengembangkan pola-pola jawaban baru. Pembatasan yang ditetapkan dalam
membuat item dengan jawaban terbatas sangat berguna untuk mengukur hasil
pembelajaran pada tingkat pemahaman, aplikasi, dan analisis dalam pembelajaran.
Pertanyaan dengan jawaban terbatas kurang relatif untuk mengukur hasil
pembelajaran pada tingkat sintesis dan evaluasi.
2.
Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban
terbuka (extended-response questions)
Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka (extended-response questions) digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat sintesis dan evaluasi. Pertanyaan ini memberikan kebebasan kepada siswa yang hampir tak terbatas untuk menentukan bentuk dan ruang lingkup jawaban mereka. Meskipun masih terdapat beberapa batasan-batasan, seperti batasan waktu atau batasan halaman, batasan pada bahan-bahan materi yang termasuk dalam jawaban dan bentuk jawaban dapat diminimumkan. Siswa harus diberikan kebebasan yang cukup untuk menunjukkan kemampuan sintesis dan evaluasi, dan cukup dikontrol untuk memastikan bahwa keahlian dan kemampuan intelektual akan dipanggil keluar oleh pertanyaan itu. Dengan demikian jumlah struktur akan bervariasi dari item ke item, yang bergantung pada hasil pembelajaran yang diukur.
Pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka (extended-response questions) digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat sintesis dan evaluasi. Pertanyaan ini memberikan kebebasan kepada siswa yang hampir tak terbatas untuk menentukan bentuk dan ruang lingkup jawaban mereka. Meskipun masih terdapat beberapa batasan-batasan, seperti batasan waktu atau batasan halaman, batasan pada bahan-bahan materi yang termasuk dalam jawaban dan bentuk jawaban dapat diminimumkan. Siswa harus diberikan kebebasan yang cukup untuk menunjukkan kemampuan sintesis dan evaluasi, dan cukup dikontrol untuk memastikan bahwa keahlian dan kemampuan intelektual akan dipanggil keluar oleh pertanyaan itu. Dengan demikian jumlah struktur akan bervariasi dari item ke item, yang bergantung pada hasil pembelajaran yang diukur.
Pertanyaan dengan jawaban terbuka (exended-response
question) menyediakan ide-ide kreatif yang terintegrasi, mengevaluasi secara
keseluruhan materials, dan merupakan pendekatan pemecahan masalah (problem
solving). Itu semua merupakan hasil belajar yang penting, dan tidak dapat
diukur dengan jenis item-item tes lainnya oleh orang lain. Secara umum, tentu
saja mengevaluasi jawaban-jawaban dengan cukup handal untuk menyediakan manfaat
dalam mengukur hasil pembelajaran. Hal ini tentu sangat sulit untuk dilakukan
dan merupakan tugas time-consuming, namun pentingnya hasil nampaknya memerlukan
pembenaran dari additional care dan effort.
2.9
Mengonstruksi Pertanyaan Essay
Menurut
Sukardi, H.M (2009), untuk meningkatkan mutu pertanyaan essay sebagai alat
pengukur hasil belajar yang kompleks, memerlukan dua hal penting yang perlu
diperhatikan oleh para evaluator. Kedua hal tersebut yaitu (1) bagaimana
mengkonstruksi pertanyaan essay yang mengukur perilaku yang direncencanakan,
dan (2) bagaimana menskor jawaban yang diperoleh dari siswa.berikut adalah
cara-cara dalam menyusun tes essay yang dimaksud.
1.
Para guru hendaknya memfokuskan
pertanyaan essay pada materi pembelajaran yang tidak dapat diungkap dengan
bentuk tes lain misalnya tes objektif. Ada beberapa faktor penting dalam
kegiatan pembelajaran yang hanya bisa diungkap oleh tes essay, antara lain:
pembelajaran yang kompleks, organisasi materi, integrasi penyusunan jawaban,
dan ekspresi penuangan ide dari pemikiran siswa ke dalam bentuk jawaban soal.
Hal ini menjadikan tes essay tetap menjadi pilihan para guru atau para
evaluator.
2.
Para guru hendaknya memformulasikan
item pertanyaan yang mengungkap perilaku spesifik yang diperoleh dari
pengalaman hasil belajar. Tes yang direncanakan oleh guru, baik tes objektif
maupun tes essay perlu tetap mengukur penilaian tujuan instruksional.
Pertanyaan yang tidak mengarah pada tujuan instruksional sebaiknya
dikesampingkan lebih dahulu.
3.
Item-item pertanyaan tes essay
sebaiknya jelas dan tidak menimbulkan kebingungan (tidak mengandung makna
ambigu) sehingga para siswa dapat menjawab dengan tidak ragu-ragu. Menggunakan
kata-kata yang spesifik, seperti terangkan, bandingkan, buktikan, nyatakan
dalam kesimpulan, gunakan dan sebagainya.
4.
Sertakan petunjuk waktu pengerjaan
untuk setiap pertanyaan, agar para siswa dapat memperhitungkan kecepatan
berpikir, menulis dan menuangkan ide sesuai dengan waktu yang disediakan.
Pertimbangan waktu tersebut hendaknya didasarkan pada tingkat kesulitan setiap
pertanyaan.
5.
Ketika mengkonstruksi sejumlah
pertanyaan essay, para guru hendaknya menghindari menggunakan pertanyaan
pilihan. Pertanyaan pilihan biasanya terletak pada kalimat instruksi pengerjaan
pada awal tes, misalnya “pilih empat soal dari lima pertanyaan yang tersedia”.
Penggunaan pertanyaan pilihan dimungkinkan mempengaruhi reliabilitas tes essay
yang direncanakan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Assesmen bentuk
pilihan yang terdiri atas 4 tipe, yaitu pilihan berganda, benar salah,
menjodohkan, dan jawaban singkat singkat sering disebut tes objektif. Hal
tersebut didasari bagaimana cara penilaian atau peskoran soal bentuk ini.
Jawaban adalah benar atau salah tidak adapertimbangan alin. Format soal pilihan
ini berfungsi untuk mengakses penguasaan siswa terhadap isi pengetahuan,
penguasaan beberapa pengetahuan yang berperan dalam ketrampilan dan
perkembangbiakan produk yang berperan dalam ketrampilan dan perkembangan produk
yang rumit, dan menunjukkan kondisi afektif tertentu.
Bentuk soal
pilihan ini mempunyai kekurangan dan kelebiahan. Kekurangan ini dapat diatasi
atau paling tidak dikurangi dengan cara membuat soal bentuk pilihan yang
berkualitas tinggi. Penyusunan dan
pengembangan soal meliputi tiga hal, yaitu: persiapan rencana uji, memilih
unsur-unsur yang akan diuji, daan menyusun soal dari proposisi. Soal-soal yang sudah disusun kemudian
ditinjau ualang oleh para ahli dan diuji coba. Hasil uji coba kemudian
dianalisis untuk memperoleh hal-hal antara lain: tingkat kesukaran, daya
pembeda, distraktor, validitas, dan reabilitas.
Tes
essay adalah salah satu bentuk tes tertulis, yang susunannya terdiri atas
item-item pertanyaan yang masing-masing mengandung permasalahan dan menuntut
jawaban siswa melalui uraian-uraian kata yang merefleksikan kemampuan berpikir
siswa.
Kelebihan
tes essay diantaranya : (a) mengukur proses mental para siswa dalam menuangkan
ide-ide ke dalam jawaban, (b) mengukur kemampuan siswa dalam menjawab melalui
kata dan bahasa mereka sendiri, (c) mendorong siswa untuk mempelajari,
menyusun, merangkai, dan menyatakan pemikiran siswa secara aktif, (d) mendorong
siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta menyusun dalam bentuk kalimat
mereka sendiri, (e) mengetahui seberapa jauh siswa telah memahami dan mendalami
suatu permasalahan atas dasar pengetahuan yang diajarkan di dalam kelas, (f)
kebebasan respon yang diberikan oleh para siswa.
Jenis-jenis
pertanyaan dalam tes essay meliputi: (a) pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban
terbatas (retricted-response questions) yang berguna dalam mengukur hasil
pembelajaran pada tingkat pemahaman, aplikasi, dan analisis, dan (b)
pertanyaan-pertanyaan dengan jawaban terbuka (extended-renponse questions) yang
digunakan untuk mengukur hasil pembelajaran pada tingkat sintesis dan evaluasi.
Pertanyaan ini memberikan kebebasan kepada siswa yang hampir tak terbatas untuk
menentukan bentuk dan ruang lingkup jawaban mereka.
Aturan-aturan
mengkonstruksi pertanyaan dalam tes essay yaitu: (a) gunakan pertanyaan essay
sebagai alat ukur hasil belajar yang kompleks, (b) hubungkan
pertanyaan-pertanyaan langsung yang berhubungan dengan hasil belajar yang
diukur, (c) rumuskan pertanyaan yang menyajikan tugas yang jelas untuk
dilakukan, (d) hindari penggunaan pertanyaan pilihan kecuali pertanyaan hasil
belajar yang memerlukan itu, dan (e) sediakan waktu yang cukup untuk menjawab
dan memberikan batas waktu pada setiap pertanyaan.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi.
1997. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta
Brown, Frederick G. Measuring Classroom Achtievement, In Net
Investigations Home Page
Purwanto, Ngalim. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi
Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya
Sukardi. 2008. Evaluasi Pendidikan. Yogyakarta: Bumi
Aksara
Muhammadyanto.http://muhammadyanto19.blogspot.com/2011/03/elected-respons.html.
diakses 28 february 2012
Edi Hendimulya.
http://evaluasipendidikan.blogspot.com/2008/03/tes-prestasi-hasil-belajar.html.
diakses 28 february 2012
Widia.http://www.learningandteaching.info/teaching/assessment_essays.htm. diakses 28 february 2012

If you're attempting to lose kilograms then you certainly have to start using this totally brand new custom keto meal plan.
BalasHapusTo create this keto diet service, licenced nutritionists, fitness trainers, and professional chefs united to develop keto meal plans that are efficient, suitable, economically-efficient, and delightful.
Since their grand opening in 2019, hundreds of individuals have already transformed their body and health with the benefits a proper keto meal plan can offer.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover eight scientifically-certified ones given by the keto meal plan.