Rabu, 23 Oktober 2013

LAPORAN PRAKTIKUM SUBCLLAS ARESIIDAE DAN COMMELINIIDAE


SUBCLLAS ARESIIDAE DAN COMMELINIIDAE

Laporan Praktikum
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah Taksonomi Phanerogamae
Dosen: Asep Mulyani, M.Pd




                                                           Oleh :
     Nama                  : Fitriyana
     NIM                    : 1410160014
     Kelas                  : IPA- Biologi  A
     Kelompok           : 2 (Dua)
     Asisten                : Zaenal Mustopa
          Eva Purnama sari




LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI - FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI
CIREBON
2012



ARECIIDAE DAN COMMELINIIDAE
A.    TUJUAN PRAKTIKUM
1.   Untuk mengenal, mengamati dan memahami ciri-ciri tumbuhan Liliopsida anak kelas Areciidae dan Commeliniidae .
2.   Untuk mengklasifikasi masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya.

B.     LANDASAN TEORI
            Subkelas Areciidae merupakan Liliopsida yang mempunyai habitus bervariasi , ada yang herba, semak, bahkan pohon. Duduk daun dengan pola tersebar namun ada juga yang roset akar maupun roset batang, bunga pada umumnya berukuran kecil dalam perbungaan spadiks dan ditutupi oleh spatha, perhiasan bunga pada umumnya berukuran kecil dan tidak bisa dibedakan anatara kaliks dan korolla. Subkelas ini terdiri atas 4 ordo, 5 familia dan kurang lebih 5.600 species (Conqruist, 1981 : 1077). Keempat ordo anggota subkelas Areciidae yaitu, Arecales, Cycanthales, Pandanales dan Arales. Untuk ordo yang akan dibahas pada praktikum ini akan diurutkan tingkat kemajuan dan keprimitifannya sesuai dengan kajian literatur yaitu ordo Arecales yang diwakili oleh familia Arecaeae, ordo Arales diwakili oleh familia Araceae.
            Subkelas Commenilidae pada umumnya berupa herba, sangat jarang yang berkayu, daun dengan pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar, bunga dengan bagian-bagian kelipatan tiga, pada beberapa familia perhiasan bunga dapat dibedakan antara kaliks dengan korolla akan tetapi pada beberapa familia perhiasan bunga sangat tereduksi dan tidak kelipan 3, stamen pada umumnya 3 atau 6 jarang 1, 2 atau banyak. Subkelas Commelinidae terdiri atas 7 ordo, 16 familia dan kurang lebih 15.000 species ( Conqruist, 1981 : 101 ). Lebih setengah dari species-species tersebut merupakan anggota familia Poaceae. Ketujuh ordo tersebut antara lain yaitu: Commelinidales, Eriocaulales , Restionales, Juncales, Cyperales, Hydatellales dan Typhales. 
      
C.  ALAT DAN BAHAN
o   Lup
o   Alat tulis
o   Rumput teki (Cyperus rotundus)
o   Padi (Oryza sativa)
o   Kelapa (Cocos nucifera)
o   Genjer (Limnocharis flava)
o   Pandan (Pandanus amaryllifolius)
o   Kuping gajah (Anturium crystallinum)

D.    PROSEDUR KERJA
1.      Mengambil spesimen tumbuhan yang berasal dari salah satu familia, kemudian mengamatinya karakteristik masing-masing tumbuhan.
2.      Diperhatikan bagian batangnya, serta pola percabangan dari tumbuhan yang dibawa.
3.      Diperhatikan bagian daunnya, yang mencakup jenis daun, pertulangan daun, dan duduk daun.
4.      Diperhatikan bagian bunga dari masing-masing tumbuhan tersebut.
5.      Digambar dan mengklasifikasikan masing-masing spesimen berdasarkan karakteristiknya, serta menyebutkan bagian-bagiannya.




 
E. HASIL PENGAMATAN     




F.       PEMBAHASAN
Subkelas Areciidae merupakan Liliopsida yang mempunyai habitus bervariasi , ada yang herba, semak, bahkan pohon. Duduk daun dengan pola tersebar namun ada juga yang roset akar maupun roset batang, bunga pada umumnya berukuran kecil dalam perbungaan spadiks dan ditutupi oleh spatha, perhiasan bunga pada umumnya berukuran kecil dan tidak bisa dibedakan anatara kaliks dan korolla. Subkelas ini terdiri atas 4 ordo, yaitu, Arecales, Cycanthales, Pandanales dan Arales (Conqruist, 1981 : 1077). Sedangkan subkelas Commenilidae pada umumnya berupa herba, sangat jarang yang berkayu, daun dengan pertulangan sejajar, duduk daun tersebar atau roset akar , bunga dengan bagian-bagian kelipatan tiga. Beberapa familia 7 ordo, yaitu: Commelinidales, Eriocaulales , Restionales, Juncales, Cyperales, Hydatellales dan Typhales (Conqruist, 1981 : 101).
Spesimen yang akan dibahas pada praktikum ini yaitu dari subkelas Areciidae diantaranya ordo Arecales yang diwakili oleh familia Arecaeae yaitu Cocos nucifera (Kelapa), ordo Arales diwakili oleh familia Araceae yaitu Anturium crystallinum (Kuping gajah), dan Pandanales diwakili oleh familia Pandanaceae yaitu Pandanus amaryllifolius (Pandan), dan ordo Alismatales diwakili familia Alismataceae yaitu Limnocharis flava (Genjer) . Sedangkan dari subkelasa Commelinidae ordo Cyperales yang diwakili oleh familia Poaceae yaitu Oryza sativa (Padi) dan familia Cyperaceae yaitu Cyperus rotundus (Rumput teki). Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan:
Pengamatan pertama yaitu Pandanus ammaryllifolis (pandan), merupakan tanaman yang termasuk kedalam subkelas Areciidae, dan familinya Pandanaceae. Karakteristik famili Pandanaceae yaitu berupa semak, perdu, atau pohon dengan batang yang besar dan tumbuh tegak, bercabang-cabang, atau berupa liana dengan batang-batang memanjat. Pada pangkal batang terdapat akar tunjang, kadang-kadang akar keluar dari bagian batang yang lebih tinggi, bahkan dari cabang-cabangnya. Daun sempit, panjang, bangun pita dengan tepi berduri kecil-kecil tajam, duri-duri kadang-kadang juga pada sisi punggung ibu tulangnya, tersusun dalam garis spiral yang biasanya ada 3. Bunga berkelamin tunggal, telanjang, tersusun sebagai bunga yang bersifat majemuk, terdapat pada ujung batang atau dalam ketiak daun-daun pelindung yang besar. Buahnya buah batu atau menyerupai buah buni, terkumpul menjadi buah ganda, dan bijinya kecil, mempunyai endosperm berdaging dan lembaga yang kecil. (Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 2010. Hal: 468)
Klasifikasi
Kerajaan
Divisio
Kelas
Sub Kelas
Areciidae
Ordo
Familia
Genus
Pandanus
Spesies
Pandanus amaryllifolius
Morfologi
Pandanus amaryllifolius (pandan) termasuk kedalam tanaman herba, yaitu tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau sedikit sekali mengandung jaringan berkayu (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 4). Dengan percabangan simpodial, yaitu jika batang pokok sukar ditentukaan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya kalah besar jika dibandingkan dengan pertumbuhan cabangnya (Gembong Tjitrosoepomo: 2010. Morfologi Tumbuhan. Hal: 86). Dan bentuk segi/ penampang bulat.
Daun Pandanus amaryllifolius (pandan) bersifat tunggal, yaitu pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja atau pada satu aksisnya (tangkai daunya) hanya mendukung satu helaian daun. Kuncup pada umunya terletak diketiak tangkai daun (Hartanto Nugroho: 2010). Filotaksisnya ekuitan dengan penampangnya, yaitu daun yang satu meliputi dasar dari daun berikutnya (Undang Ahmad Dasuki. 1992. Hal: 20). Bentuk daun pita (lenearis), lebar: panjang = 1 : lebih dari 10. Tepi daun rata (integer). Pertulangan daunnya sejajar (rectinerve), biasanya terdapat pada daun-daun bangun garis atau pita yang mempunyai satu tulang di tengah yang besar. Sedangkan tulang-tulang yang lainnya jelas kecil dan nampaknya semua mempunyai arah yang sejajar dengan ibu tulangnya tadi, oleh sebab itu disebut  bertulang sejajar (Gembong Tjitrosoepomo. 2010. Morfologi Tumbuhan. Hal: 40). Ujung daun runcing (acutus), yaitu jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit menuju keatas dan permukaanya pada puncak daun membentuk suatu sudut lanjip (<900). Dan pangkal daun trunkatus.   
 Pandanus amaryllifolius memiliki buah dengan bentuk membulat, seperti buah durian. Distribusi seksnya berumah satu (monoesius) yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu. (Undang Ahmad Dasuki. 1992).
Manfaat
Daun pandan merupakan salah satu tanaman yang mengeluarkan aroma yang wangi. Daun ini banyak sekali kegunaannya bagi kehidupan manusia khususnya ibu-ibu rumah tangga, digunakan sebagai pewarna dan pengharum tambahan alami pada makanan sumber warna hijau bagi makanan (selain daun suji), sebagai komponen hiasan penyajian makanan. Daun pandan bisa dijadikan sebagai obat alternatif untuk mengobati berbagai penyakit, seperti rematik dan pegal linu, rambut rontok, dan juga sebagai bagian dalam rangkaian bunga di pesta perkawinan (dironce) untuk mengharumkan ruangan.
Pengamatan kedua yaitu Cyperus Rotundus (Rumput teki), merupakan tanaman suku teki-tekian atau Cyperaceae. Karakteristik dari famili ini yaitu berupa herba atau terna perennial, yang berhabitat lembab, berpaya-paya atau air, jarang berupa terna annual, dan seringkali berumpun.  Dalam tanah terdapat rimpang yang merayap seperti umbi dengan geragi yang merupakan alat perkembangbiakan vegetatif. Batang segitiga, tidak berongga, dibawah rangkaian bunga biasanya tidak bercabang. Daun pita bertulang sejajar dengan upih yang tertutup tanpa atau jarang mempunyai lidah. Bunga kecil, tidak menarik, banci atau berkelamin tunggal dan berumah 1, tersusun dalam bulir-bulir dengan bunga yang terdapat dalam ketiak suatu daun pelindung. Bunga majemuk dan memiliki biji dengan lembaga kecil serta endosperm bertepunga yang banyak. (Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 2010. Hal: 438)
Klasifikasi
Kerajaan
Plantae

Divisi

Kelas

Sub Kelas
Commeliniidae

Ordo

Famili
Cyperaceae

Genus
Cyperus
Spesies
Cyperus Rotundus










Morfologi
Cyperus Rotundus (rumput teki) memiliki batang yang berhabitus herba, yaitu tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau sedikit sekali mengandung jaringan berkayu (Undang Ahmad Dasuki. 1992. Hal: 4). Percabangannya berupa monopodial karena kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetative dan hanya mati kalau terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, perbungaan dengan tipe percabangan seperti ini disebut indeterminate atau rasemosa. Bentuk/ segi penampang yaitu segi tiga dan tidak berongga. (Undang Ahmad Dasuki. 1992)
 Cyperus Rotundus (rumput teki) memiliki daun yang tunggal, seperti pada Pandanus ammaryllifolis, yaitu terdiri dari satu helai daun tanpa adanya daun persendian (artikulus) pada dasar. Adanya persendian bisa menunjukan adanya tautan pada tangkai daun di mana daun dipecah (Undang Ahmad Dasuki. 1992. Hal: 24). Filotaksisnya dekusatus, yaitu salah satu macam quadristikha, bentuk daun pita (lenearis), pertulangan sama seperti Pandanus ammaryllifolis yaitu sejajar (rectinerve), ujung daun runcing (acutus), dan pangkal daun membulat (rotandus), karena ditinjau dari bentuk pangkal dauunya yang berupa pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau berhadapan dengan letak daunnya, yang dalam hal ini tampaknya seperti pangkal daun tertembus oleh batanganya (Gembong Tjitrosoepomo. Morfologi Tumbuhan. 2010. Hal: 35).
Cyperus Rotundus (rumput teki) memiliki bunga berkelamin 1 atau 2, tersusun dalam anak bulir, yang kemudian terkumpul lagi menjadi beebeda-beda karangan bunga, dan bunga berdiri sendiri dalam ketiak daun, tidak memiliki tenda bunga, benang sari sekitar 1-3, tangkai sari bebas, kepala sari beruang 2, bakal biji 1, dan tangkai putik 1, kebanyakan bercabang 2-3. Distribusi seksnya berumah satu (monoesius) yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu. (Undang Ahmad Dasuki: 1992).
Manfaat
Cyperus Rotundus (rumput teki) mengandung bahan berkhasiat yang dapat digunakan sebagai bahan obat herbal. Adapun zat berkhasiat dalam rumput teki  tersebut adalah: Minyak Atsiri, Alkaloida, Glikosida, Flavonoida, minyak menguap sebanyak 0,3-1% yang isinya bervariasi, tergantung daerah asal tumbuhnya. Tanaman ini digunakan sebagai obat untuk memperlancar menstruasi , mengurangi rasa sakit pada waktu haid, penyakit-penyakit kewanitaan, obat sakit perut, obat pencuci anti keringat, dalam bentuk air rebusan sebagai obat untuk mengatasi penyakit mulut (sebagai obat kumur), panas, dan disentri.


Pengamatan ketiga yaitu Anthurium crystallinum Lindl (Kuping Gajah). Anthurium crystallinum (Kuping gajah) termasuk kedalam sub kelas Arecidae dan familianya Araceae, yaitu familia yang habitusnya berupa terna dengan getah yang cair atau seperti susu, pahit. Dalam tanah mempunyai rimpang yang memanjang atau seperti umbi, kadang-kadang memanjat, jarang dengan batang berkayu, daun biasanya tidak banyak, kebanyakan tersusun sebagai roset akar atau tersebar pada batang atau bersilang dalam 2 baris, helaian bangun jantung atau perisai sering tombak atau anak panah, dengan tangkai yang pada pangkal berubah menjadi upih daun yang seringkali tipis seperti selaput. Bunga kecil, dalam jumlah yang besar tersusun sebagai bulir atau tongkol yang mempunyai seludang, sering berbau tidak sedap, bunga banci atau berkelamin tunggal, bunga yang banci sering sama, yang berkelamin tunggal pada tongkol teratur sedemikian rupa sehingga bunga jantan terdapat dibagian atas tongkol dan bunga jantan betina dibagian bawahnya. Bunga yang banci mempunyai perhiasan bunga yang terdiri 4-6 segmen atau berlekatan membentuk badan seperti piala, bunga yang berkelamin tunggal tanpa hiasan bunga, benang sari 2-4-8. Buahnya buah buni, berisi 1-banyak biji, yang mempunyai endosperm dengan lembaga ditengahnya atau tanpa endosperm dengan lembaga yang bengkok  (Gembong Tjitrosoepomo. 2010. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. Hal: 461).
Klasifikasi
Kerajaan
Plantae

Divisi

Kelas

Sub Kelas
Areciidae

Ordo

Famili

Genus
Anthurium
Spesies
Anthurium  crystallinum









Morfologi
Anthurium crystallinum (Kuping gajah) termasuk kedalam tumbuhan berhabitus herba, yaitu tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau sedikit sekali mengandung jaringan berkayu (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 4). Dengan percabangannya simpodial, yaitu jika batang pokok sukar ditentukaan, karena dalam perkembangan selanjutnya mungkin lalu menghentikan pertumbuhannya kalah besar jika dibnadingkan dengan pertumbuhan cabangnya (Gembong Tjitrosoepomo: 2010. Morfologi Tumbuhan. Hal: 86). Bentuk atau penampang bulat.
 Memiliki daun yang bersifat tunggal, yaitu daun yang pada satu aksisnya (tangkai daunya) hanya mendukung satu helaian daun. Kuncup pada umunya terletak diketiak tangkai daun (Hartanto Nugroho: 2010). Filotaksis tersebar (sparsa), apabila pada buku batang ditumbuhi oleh satu daun, dan posisi daun berada diberbagai sisi batang. Bentuk daun bulat lonjong, pertulangan menjari (palminerve), yaitu sejumlah tulang daun bercabang lurus tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun). Tepi daun rata (integer), ujung daun/ apex folii meruncing (acuminate) dan pangkal daun berbentuk jantung (cordatus), yaitu apabila pangkal daun bertoreh (Hartanto Nugroho: 2010), dan pangkal/ basis folii jantung (cordate), apabila pangkal daun bertoreh (Hartanto Nugroho: 2010). Tumbuhan ini berumah satu (monoesius), yaitu bunga jantan dan betina terdapat pada satu individu, pada perbungaan yang sama atau tidak (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 48).
Pengamatan keempat yaitu Oryza sativa (padi) termasuk kedalam subkelas Commeliniidae, dan familinya Poaceae, yang warganya berupa terna annual atau perennial, kadan-kadang berupa semak atau pohon yang tinggi. Batang dengan posisi bervariasi, ada yang tegak lurus,  tumbuh serong keatas, berbaring atau merayap. Bentuk batang kebanyakan seperti silinder panjang, berbuku-buku dan beruas, ruas-ruas berongga, dan bersekat pada buku-bukunya. Daun kebanyakan pita, panjang, bertulang sejajar, tersusun sebagai rozet akar atau berseling dalam 2 baris pada batang. Bunga umumnya banci, berkelamin tunggal, kecil, dan tidak menarik. Buah biasanya buah padi (coryopsis) yaitu buah dengan 1 biji yang bijinya berlekatan dengan kulit buah, jarang berupa buah buni atau buah kasar. Biji dengan endosperm, lembaga terdapat pada sisi yang jauh dari sumbuh. Famili ini terbesar bila dilihat dari jenis tumbuhan yang menjadi warganya (genus), terbagi menjaid 400 genus yang meliputi lebih dari 4000 spesies. (Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 2010. Hal: 436)
Klasifikasi
Kerajaan
Plantae
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Commeliniidaae
Ordo
Famili
Genus
Oryza

Spesies
Oryza sativa


Morfologi
Oryza sativa (padi) berhabitus herba yaitu tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau sedikit sekali mengandung jaringan berkayu (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 4). Dengan percabangan berupa monopodial karena kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetative dan hanya mati kalau terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler yang khusus, misalnya pada cabang yang pendek, perbungaan dengan tipe percabangan seperti ini disebut indeterminate atau rasemosa. Bentuk/ segi penampangnya bulat.

Padi dari Koehler's Book of Medicinal PlantsDaun Oryza sativa (padi) bersifat majemuk, pada satu tangkai terdapat lebihh dari satu helaian daun. Filotaksisnya berupa roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua dau berjejal-jejal diatas tanah, jadi roset itu amat dekat ddengan akar (Gembong Tjitrosoepomo. Morfologi Tumbuhan. 2010. Hal: 70). Dengan bentuk daunnya pita, pertulangan daun sejajar, sama seperti  Cyperus Rotundus dan Pandanus ammaryllifolis, tepi daun rata, dengan ujung daun meruncing (akuminatus), dan pangkal daunnya membulat (rotandus). (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 34)
Bunganya tunggal, tiap bunga terdapat dalam ketiak daun pelindung. Setiap bunga padi memiliki enam kepala sari (anther) dan kepala putik (stigma) bercabang dua berbentuk sikat botol. Kedua organ seksual ini umumnya siap reproduksi dalam waktu yang bersamaan. Kepala sari kadang-kadang keluar dari palea dan lemma jika telah masak. Memiliki buah bertipe bulir atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya, bentuk hampir bulat hingga lonjong. Buah berwarna kuning saat masak, dan biasanya disebut padi, butir-butir yang belum dikupas dinamakan gabah.  (C.G.G.J. van Steenis. Flora. 1987. Hal: 127)
Manfaat
Pada dinding tiap butir Oryza sativa (padi) terdapat suatu lapisan tipis yang sangat penting bagi tubuh manusia dan binatang, yaitu selaput perak. Sel dari lapisan ini berisi bebrapa zat putih telur yang mutlak dibutuhkan untuk pertukaran zat (vitamin). Gabah dari padi bisa dijadikan makanan ternak, dan jeraminya juga bisa dipergunakan untuk pabrik kertas. Padi yang sudah digiling menjadi beras, kemudian dimasak menjadi nasi, bubur, dan sebagainya yang merupakan makanan pokok bagi manusia, sumber energi.

Pengamatan kelima yaitu Cocos nucifera (Kelapa). Kelapa merupakan tumbuhan dari famili aren-arenan atau Arecaceae dan adalah anggota tunggal dalam marga (genus) Cocos. Tumbuhan ini berupa seka, pohon atau liana, dan tidak berduri. Batang tingginya sampai lebih dari 30 m dan diameter 40 cm, pada pangkal membesar, biasanya tidak bercabang. Daun tunggal, bercangap, atau majemuk degan susunan tulang-tulangmenjari atau menyirip, biasanya besar, panjangnya bisa mencapai beberapa meter, tersusun sebagai rozet batang atau akar, dengan helai daun yang panjang. Bunga kecil, banci, atau karena adanya reduksi salah asatu kelaminnya menjadi berkelamin tunggal, berumah 1 atau 2. Bunga majemuk, dan jarang ditemukannya karangan bunga yang terdapat pada ujung batang, biasanya diketiak-ketiak daun atau pada batang dibagian bawah rozet daun. Hiasan bunga ganda berupa 3 daun kelopak yang terpisah atau berlekatan, 3 daun mahkota yang bebas atau berlekatan. Buahnya buni, atau buah batu, beruang 1-2, atau dengan daun-daun buah yang jelas batas-batasnya. Bijinya dengan endosperm dan lembaga yang kecil. Famili ini memiliki sekitar 200 genus yang keseluruhannya meliputi 4000 spesies. (Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 2010. Hal: 459)
Klasifikasi
Kerajaan
Plantae
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Areciidae
Ordo
Famili
Genus
Cocos
Spesies
Cocos nucifera
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/c/cd/Cocos_nucifera.jpg/220px-Cocos_nucifera.jpg











Morfologi
Cocos nucifera (Kelapa) memiliki habitus pohon, yaitu tumbuhan berkayu dengan satu batang utama. Dengan percabangan monopodial, karena kuncup terminal selalu merupakan bagian vegetative dan hanya mati kalau terjadi kerusakan. Bunga-bunga terdapat pada struktur aksilaer yang khusus (Undang Ahmad Dasuki. 1992). Dan memiliki bentuk batang bulat.
Daun Cocos nucifera bersifat majemuk, karena terdiri dari dua atau lebih helai daun, tetapi anak daun kadang-kadang hanya satu, yang ditunjukan dengan adanya persendian pada dasar daun yang kadang-kadang sulit dibedakan dari daun tunggal (Undang Ahmad Dasuki. 1992. Hal:16). Filotaksisnya berselang-seling, bentuk daun pita, pertulangan sejajar seperti Cyperus Rotundus dan Pandanus ammaryllifolis, dan Oryza sativa. Tepi daun rata, dengan ujung daun yang meruncing, dan pangkal daunnya rata berpelepah atau dekusatus.
Ilaneer.jpgCocos nucifera (Kelapa) memiliki bunga majemuk, yaitu susunan sejumlah bunga di dalam sistem percabangan. Karangan bunga termasuk rasemosa, yaitu percabangan monopodial atau tidak terbatas, ujung sumbu utama atau lateral dapat tumbuh terus (menghasilkan bunga-bunga) sampai berhenti karena tercapainya stadium buah (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 41). Simetri bunganya aktionomorf yaitu dapat dibagi oleh banyak bidang simetri. Bunga  jantang memiliki daun kelopak yang kecil, daun mahkota berbentuk lanset, stamen banyak berwarna kuning, dan pistilum banyak berwarna hijau. Sedangkan bunga betina bulat peluru, dengan perhiasan bunga berdaging yang menempel pada bakal buah, tangkai putik tidak ada, tangkai putik serupa celah yang tenggelam. Memiliki buah dengan dinding buah tengah yang serabut dan dinding buah dalam kerah dan bijinya satu, kebulat-bulatan (C.G.G.J. van Steenis. Flora. 1987. Hal: 137).  Distrbusi seks berumah satu (monoesius) yaitu bunga jantan dan bunga betina terdapat pada satu individu, baik pada perbuahan yang sama atau tidak (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 48).
Manfaaat
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/95/Coconut_art_06.jpg/200px-Coconut_art_06.jpghttp://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/b/bc/Gelugu_%28coconut_wood%29_in_Klaten%2C_Java.jpg/220px-Gelugu_%28coconut_wood%29_in_Klaten%2C_Java.jpgPohon kelapa memiliki banyak manfaat khususnya bagi kehidupan manusia, dari mulai akar, batang, daun, dan buahnya. Batangnya biasa disebut dengan glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, terutama oleh masyarakat Jawa dan Bali dalam berbagai upacara, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur). Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu. Bagian dalam tempurung kelapa, memperlihatkan "daging" buah kelapa. Buah kelapa adalah bagian paling bernilai ekonomi. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
Pengamatan terakhir yaitu Limnocharis flava (Genjer). Termasuk kedalam famili Alismataceae. Family ini termasuk kedalam terna air, anual atau perenial. Daun dengan tangkai panjang membentuk upih yang terbuka pada pangkalnya, helaian daun bunga bulat telur membulat, bertulang melengkung, tersebar pada batang atau suatu rozet. Bunga banci, aktinomorf, terpisah-pisah atau tersusun sebagai bunga payung. Hiasan bunga jelas dapat dibedakan dalam  3 daun kelopak, dan 3 daun mahkota. Benang sari sekitar 8-9, bila banyak yang dipinggir biasanya mandul. Buahnya keras dengan 1 biji, biji tanpa endosperm, lembaga berbentuk tapal kuda (Gembong Tjitrosoepomo. Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta. 2010. Hal: 391).
Klasifikasi
Kerajaan
Plantae
Divisi
Kelas
Sub Kelas
Arecidae
Ordo
Famili
Genus

Spesies

Morfologi
Limnocharis flava (genjer) berhabitus herba, yaitu tumbuhan dengan batang yang lunak tidak berkayu atau sedikit sekali mengandung jaringan berkayu (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal: 4). Dengan percabangan monopodial, percabangan monopodial biasanya ditandai dengan kuncup terminal yang selalu merupakan bagian vegetatif dan hanya mati kalau terjadi kerusakan, bunga-bunga terdapat pada struktur aksiler yang khusus, disebut juga perbungaan dengan tipe percabangan rasemosa (Undang Ahmad Dasuki: 1992. Hal:14). Segi penampang tumbuhan ini adalah bulat.
Limnocharis flava (genjer) memiliki daun majemuk, karena terdiri dari dua atau lebih helai daun, tetapi anak daun kadang-kadang hanya satu, yang ditunjukan dengan adanya persendian pada dasar daun yang kadang-kadang sulit dibedakan dari daun tunggal (Undang Ahmad Dasuki. 1992. Hal:16). Filotaksisnya ekuitan dengan penampangnya, bentuk daun bulat telur, pertulangan melengkung, yaitu sejumlah tulang cabang melengkun, seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun) (Hartanto Nugroho. 2010. Hal: 28), dan tepi daun rata (integer), apabila tidak dijumpai sinus dan anulus. Ujung daun (apex) berbentuk tumpul (abtusus), yaitu apabila sudut yang dibentuk oleh kedua sisi helai daun tumpul (>900), dijumpai pada helaian pada bentuk bulat btelur dan jorong (Hartanto Nugroho: 2010. Hal: 26), dan pangkal daun (basis) berbentuk membulat.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhszajCJobc7YRUw6PcQMpu9YeUMZmjiAxKaKl2ytNhuqypWUEJMBb00Yex14WU-WB7PY5pXUOCUda9Yi8yyhk-Ar5H3OlqCZxznSy7bV_fetx7ni9clMVCGcFHNbG1cMutOtxxz_T2wcI/s1600/Genjer.jpgLimnocharis flava (genjer) memiliki bunga yang bersifat tunggal, dengan perbungaannya kapitulum. Corolla 3 helai, dan benang sari (stamen) banyak. Tumbuhan ini berumah satu (monoecus), yaitu suatu populasi jenis tumbuhan setiap individunya dengan bunga banci atau setidaknya individu memiliki bunga jantan dan betina waklaupun terpisah posisinya (Hartanto Nugroho: 2010. Hal: 36). Tumbuhan ini memiliki buah yang berbentuk bulat.

G.      KESIMPULAN
-            Pandanus ammaryllifolis (pandan), merupakan tanaman yang termasuk kedalam subkelas Areciidae, dan familinya Pandanaceae. Pandanus amaryllifolius (pandan) termasuk kedalam tanaman herba, berdaun tunggal, ciri khas familinya yaitu  bentuk daun pita (lenearis) dan memiliki buah dengan bentuk membulat disebut buah batu atau menyerupai buah buni.
-            Cyperus Rotundus (Rumput teki), merupakan tanaman suku teki-tekian atau Cyperaceae. Memiliki batang yang berhabitus herba, ciri khas familinya yaitu bentuk/ segi penampang segi tiga dan tidak berongga, daun yang tunggal, bentuk daun pita (lenearis), pertulangan sejajar (rectinerve).
-            Anthurium crystallinum (Kuping gajah) termasuk kedalam sub kelas Arecidae dan familianya Araceae, berhabitus herba, daun tunggal, pertulangan menjari (palminerve), ujung daun acuminate dan ciri khas dari familinya yaitu pangkal daun berbentuk jantung (cordatus) yaitu apabila pangkal daun bertoreh, dan memiliki bunga kecil, dalam jumlah yang besar tersusun sebagai bulir atau tongkol yang mempunyai seludang.
-            Oryza sativa (padi) termasuk kedalam subkelas Commeliniidae, dan familinya Poaceae. Tanaman berhabitus herba, daun majemuk, dan ciri khas familinya yaitu bentuk daunnya pita, dan pertulangan daun sejajar, dan bentuk batangnya silinder panjang, berbuku-buku dan beruas, ruas-ruas berongga, dan bersekat pada buku-bukunya, bunga berkelamin tunggal, dan buah biasanya buah padi (coryopsis).
-            Cocos nucifera (kelapa) merupakan tumbuhan dari famili aren-arenan atau Arecaceae. Memiliki habitus pohon, memiliki daun dan bunga yang majemuk. Ciri khas amilinya yaitu batangnya tinggi, pangkal membesar, biasanya tidak bercabang, dengan helai daun yang panjang, dan bunganya kecil.
-            Limnocharis flava (Genjer) termasuk kedalam famili Alismataceae, berhabitus herba, daun majemuk, dan bunga tunggal. Ciri khas familinya yaitu helaian bertulang melengkung, aktinomorf, dan buahnya keras dengan 1 biji tanpa endosperm.














DAFTAR PUSTAKA

Dasuki, undang Ahmad. 1992. Penuntun Praktikum Sistematik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Pusat Antar Ilmu Hayati
Dasuki, UA. 1991. Sistematik Tumbuhan Tinggi. Pusat Antar Universitas. Bidang
              Ilmu Hayati. Institut Teknologi Bandung
Nugroho, hartanto, dkk. 2010. Struktur dan Perkemebangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya
Tjitrosoepomo, gembong. 2007. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah  Mada University Press
Tjitrosoepomo, gembong. 2010. Taksonomi Tumbuhan (Spermatophyta. Yogyakarta: Gajah  Mada University Press
Van Stenenis, C.G.G.J. 1987. Flora. Jakarta: Pradnya Paramita

http://dnabio71liliopsida.blogspot.com/2009/07/liliopsida-subkelas commelinidae.html (diakses 28 April 2012)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kelapa (diakses 28 April 2012)











1 komentar:

  1. Your Affiliate Money Making Machine is waiting -

    Plus, making money online using it is as easy as 1--2--3!

    Here is how it works...

    STEP 1. Choose affiliate products you want to push
    STEP 2. Add some push button traffic (this ONLY takes 2 minutes)
    STEP 3. Watch the affiliate products system grow your list and sell your affiliate products for you!

    Do you want to start making money???

    Get the full details here

    BalasHapus